Dec 21, 2010

Menyayangi Anak Yatim

Firman Allah STW: 

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, (QS. Al Maa’uun ayat 1-2)

Ayat diatas menunjukkan kepada kita bahwa betapa pentingnya mengasihi anak yatim, dan sekaligus petunjuk bagi kita bahwa sungguh besar perhatian islam tentang anak yatim, sampai-sampai Allah SWT memberikan gelar bagi penghardik anak yatim dengan gelar yang amat buruk, pendusta agama.

Mendustakan agama adalah hal yang amat buruk, sama halnya dengan mendustakan pembawa agama atau pun pewahyu agama itu sendiri dalam hal ini Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa. Apakah kita mau dianggap atau diberi gelar sebagai pendusta yang mendustakan Tuhan? Tentunya tak seorangpun yang mau mengemban gelar tersebut.

Pada Ayat yang lain Allah berfirman:
Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. (Adh Dhuhaa: 9)

Islam sebagai suatu system kehidupan, sedikitpun tidak akan membiarkan kita berbuat kesalahan yang akan berakibat buruk pada diri kita sendiri terlebih kepada orang lain. Sebaliknya system kehidupan Islam senantiasa menyerukan dan mengarahkan penganutnyauntuk senantiasa berbuat atau berakhlak mulia, saling berbagi kebahagiaan, dan saling melindungi.

Anak yatim terkadang oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab (dalam hal ini pendusta agama) kadang dijadikan sebagai sebagai mesin pekerja dan tidak jarang anak yatim mendapat perlakuan yang kasar. Padahal anak yatim adalah sosok yang yang harus mendapat perhatian karena mereka adalah tanggung jawab kita bersama. Anak yatim harus mendapat perlakuan yang wajar dari kita bersama. Karena mereka ditinggalkan oleh sosok orang tua yang menjadi pelindung jauh sebelum mereka tahu arti penting perlindungan dan bahaya. Kalau bukan kita siapakah yang mesti melindungi mereka?

Sejalan dengan itu Nabi SAW bersabda: 
Bersikaplah kepada anak yatim seperti seorang bapak yang penyayang (HR. Bukhari)

Lalu apa gerangan yang menjadi manfaat jika kita mengasihi anak yatim?

Sabda Nabi: 
Dari Ibnu Abbas ra berkata, telah berkata Rasulullah SAW barang siapa memberikan perlindungan kepada seorang anak yatim atau dua orang anak yatim, kemudian bersabar, dan mengharap rihda dari Allah, maka sungguh aku dan orang itudidalam syurga seperti ini (seraya memberikan isyarat jari telunjuk dan jari tengah) (HR. Bukhari)

Dari dua hadits diatas menjadi pegangan bagi kita, siapa diantara kita yang tidak mau masuk syurga. Syurga adalah impian, harapan dan tentunya semua orang ingin masuk syurga. Dengan mengasihi anak yatim ternyata tidak hanya masuk syurga akan tetapi juga didalam syurga akan dekat dengan Nabi Muhammad SAW, bahkan bukan cuma dekat akan tetapi sangat dekat.

Pada hadits lain Nabi bersabda: 
Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, lakukan pula ia dalam keislamanmu, jamulah tamumu, muliakanlah anak yatim, dan berbuatlah baik terhadap tetanggamu (HR. Ahmad dan Abu Daud)

Hadits diatas menjadi petunjuk bagi kita bahwa ternyata pada masyarakat Quraisy sebelum keislaman, yang terkenal dengan kebiadaban tetap mengasihi anak yatim. Jika dengan kejahiliyahan itu mereka memiliki rasa kasih sayang kepada anak yatim, maka tentunya kita yang telah mendapat pencerahan islam tidak boleh kalah, dan mestinya kita harus mempunyai kepekaan yang lebih tinggi dari pada masyarakat Quraisy pra islam, tentang anak yatim.

Pada riwayat lain dikisahkan dari Abu Darda ra: 
Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi mengeluhkan kekerasan hatinya, Nabi bersabda: maukah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim (HR. Tabrani)

Sebagai penutup bahwa tidak ada alasan yang bisa dijadikan alasan sebagai pembenaran bagi kita untuk berbuat semena-mena atau menyia-nyiakan anak yatim. Mereka adalah pembawa keberuntungan kepada kita, mereka adalah pembawa keselamatan, mereka akan mendekatkan kita dengan Rasulullah SAW.

Tidak perlu menunggu kaya sehingga membuat kita menunda untuk berbuat baik kepada anak yatim. Mereka adalah saudara kita yang memerlukan perlindungan dan kasih sayang.

Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah: “mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; (QS. Al Baqarah; 220)”

Billahi Fi Sabilil Haq Fashtabikul Khairat

3 Comment

Bagi saya sesama manusia itu kita harus saling membantu karena itulah tugas semua agama.

@Abed Saragih Iya, tapi banyak yang lupa akan hal itu

Emanxs benar kita harus menyayangi anak yatim...