Dec 19, 2011

Bantimurung, Taman Wisata Alam Andalan Sulawesi Selatan dan Aneka Kue tradisional maros

Bantimurung merupakan obyek wisata andalan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Berjarak lebih kurang 45 km dari Kota Makassar-Sulawesi Selatan. Wisata alam Bantimurung menjadi pilihan berwisata yang pas sebagai pilihan berlibur sekeluarga, pacar ataupun teman-teman. Taman wisata ini identik dengan air terjun serta obyek wisata lain yang ada di sekitar yang menawarkan keindahan alam nan asri. Taman wisata alam bantimurung dapat dijangkau hanya dengan waktu kurang lebih 20 menit dari kota Maros, baik dengan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Memasuki kawasan ini, kita akan disambut oleh sebuah gapura besar dengan kupu-kupu raksasa, diikuti patung kera berukuran jumbo. Ini menandakan Bantimurung merupakan habitat asli kupu-kupu dan kera.
 
Air Terjun Bantimurung
Air terjun jatuh perlahan melalui batu cadas dari ketinggian 15 meter dan lebar 20 meter menyajikan nuansa alam yang khas, air terjun ini dimanfaatkan oleh pengunjung untuk kegiatan mandi atau sekadar untuk merasakan percikan air pegunungan yang menyegarkan. Pengunjung juga dapat menikmati suasana alam yang asri sambil menggelar tikar dibawah pepehonan yang rindang.
 

Selain pesona air terjun Bantimurung, terdapat juga objek wisata lain di sekitar kawasan ini yakni goa batu dan goa mimpi. Untuk goa mimpi, di dalamnya terdapat stalaktit indah yang berkilau seperti kristal jika terkena cahaya, bening dan mampu memantulkan cahaya. Di sekelilingnya diterangi lampu sehingga memperindah suasana dalam goa. 

Untuk Goa Batu yang hanya mempunyai kedalaman sekitar 30 meter, tidak kalah menariknya. Didalamnya terdapat ruangan yang agak sempit, dan hanya dapat diakses lewat lorong kecil sehingga harus menunduk jika memasukinya, didalamnya terdapat mata air kecil dan biasanya pengunjung mengusap wajah, tangan dan kakinya dengan air tersebut.

Kupu-kupu Bantimurung
Keunggulan yang lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung taman wisata bantimurung adalah kupu-kupu. Pada 1856–1857, Alfred Russel Wallace menghabiskan sebagian hidupnya di Indonesia untuk meneliti berbagai jenis kupu-kupu, termasuk kupu-kupu Bantimurung. Menurut Wallace, Bantimurung merupakan The Kingdom of Butterfly karena ditemukan beragam spesies kupu-kupu langka yang jarang terdapat di daerah lain. Berbagai jenis kupu-kupu yang terdapat di kawasan tersebut antara lain dari family Saturnidae, Nocturnidae, Spingidae dan Nyphalidae. Jenis kupu-kupu tersebut menurut para ahli hanya terdapat di Taman Wisata Alam Bantimurung. Untuk menjaga kupu-kupu dari kepunahan, pemerintah setempat membuat penangkaran di lokasi ini, dan tentunya menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. 

Kue Putu
Jika anda berkunjung ke Bantimurung, jangan lupa mencicipi panganan tradisional Bugis Maros. Aneka kue tradisional seperti Baruasa, Wijen dan terkhusus Putu Kacang.  Panganan ini sangat cocok untuk menu sarapan pagi dengan kopi atau teh hangat. bukan sekedar enek tapi penganan ini dengan bahan dasar kacang ijo konon sangat baik untuk menerapi penyakit maag.

Ketiga jenis penganan tradisional ini, sangat diminati sebagai sajian oleh-oleh, sebagai kue lokalitas khas Sulawesi Selatan pada kerabat yang jauh di luar daerah.

Pada beberapa kegiatan rapat, pelatihan, seminar dan lainnya, baruasa, wijen dan  putu kacang ini juga menjadi hidangan yang sangat menarik bersama jenis kue tradisional lainnya, kondisi ini mengindikasikan penganan tradisional ini, semakin dikenal oleh banyak konsumen termasuk kalangan atas.