Jun 10, 2016

Perintah Bekerja Keras dalam Al-Quran, Al-Qashshash 77

firman Allah SWT:
Wabtaghi fiimaa aataakallaaHud daaral aakhirata walaa tansa nashiibaka minad dun-yaa, Wa laa tansa nashiibaka minad dun-yaa, Wa ahsin kamaa ahsanallaaHu ilaikum, Wa laa tabghil fasaada fil ardli, innallaaHa laa yuhibbul mufsidiin.

Artinya:
Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashash ayat 77)

  • Dan carilah dari apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari [keselamatan] dunia ini.
yaitu gunakanlah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu berupa harta yang melimpah dan kenikmatan yang panjang dalam berbuat taat kepada Rabbmu serta bertaqarrub kepada-Nya dengan berbagai amal-amal yang dapat menghasilkan pahala di dunia dan di akhirat.
  • Wa laa tansa nashiibaka minad dun-yaa "janganlah kamu melupakan bagianmu dari [keselamatan] dunia ini"
yaitu apa-apa yang dibolehkan Allah di dalamnya berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan pernikahan. Sesungguhnya Rabbmu memiliki hak, dirimu memiliki hak, keluargamu memiliki hak serta orang yang berziarah kepadamu pun memiliki hak. Maka berikanlah setiap sesuatu dengan haknya.
  • Wa ahsin kamaa ahsanallaaHu ilaikum "Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu"
yaitu berbuat baiklah kepada makhluk-Nya sebagaimana Dia telah berbuat baik kepadamu.
  • Wa laa tabghil fasaada fil ardli "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi."
yaitu janganlah semangatmu hanya menjadi perusak di muka bumi dan berbuat buruk kepada makhluk Allah.
  • innallaaHa laa yuhibbul mufsidiin "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Kesimpulan:
  1. Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah-limpah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan di akhirat.
  1. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah, karena baik untuk Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya itu mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakan.
  1. Seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, membantu orang-orang yang berkeperluan, pembangunan mesjid. madrasah, pembinaan rumah yatim piatu, panti asuhan dengan harta yang dianugerahkan Allah kepadanya dan dengan kewibawaan yang ada padanya, memberikan senyuman yang ramah tamah di dalam perjumpaannya dan lain sebagainya.
  1. Janganlah seseorang itu berbuat kerusakan di atas bumi, berbuat jahat kepada sesama makhluk Allah, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Allah tidak akan menghormati mereka, bahkan Allah tidak akan memberikan ridha dan rahmat-Nya.